Pasti semua orang bertanya-tanya kenapa aku berani
mengambil keputusan yang sangat berat ini ? siapa sih yang gak mau sukses?
Siapa sih orang yang mau gagal ??
Kalo dibilang sayang emang sangat disayangkan, aku
berhenti dikala hari esok ujian, sikap yang sangat pengecut… mengalah sebelum
bertanding. Kubulatkan tekad untuk mengakhiri semuanya, stop dan mulai dari
awal lagi.
Dulu aku pernah terhenti berharap masih ada kesempatan
untuk sekolah lagi. Di kala kesempatan itu datang bersama dengan bangkrutnya
usaha mybro, aku tetap melangkah meraih kesempatan itu. Ternyata kesempatan
untuk sekolah lagi hanya pembuktian bahwa aku bias mendapatkannya.
Kujalani dengan setengah hati, ragaku ada di sana tapi
pikiranku entah kemana.. aku sadar itu. Keluargaku tak tahu menahu dan gak mau
tahu apa yang kuinginkan, apa yang kulakukan dan apa yang kurasakan. Semua
beban kupikul sendiri, sangat tertekan ...
Karena ibuku terlalu khawatir, aku gak pernah bilang
kalo aku naik motor ke kampus, aku juga gak berani minta apapun pada orang
tuaku, aku menjadi orang yang seakan-akan paling menderita. Tahukah kau… lidah
itu tak bertulang dan seringkali apa yang keluar dari mulut kita tanpa sengaja
menyakiti hati orang lain. Tusukan-tusukan itu membuatku semakin perih, tak
tahan teraniaya dan rasanya ingin memberontak.
Aku punya keyakinan kalo orangtuaku akan menyetujui,
namun sudah kukorbankan segala yang kupunya dan kutemui persimpangan yang
memaksaku untuk membuat keputusan yang tak akan kusesali kelak.
Berbagai pertimbangan antara lain :
1. Pengorbananku
sangat sia-sia
2. Kalo
tetap kuliah, aku semakin tersiksa
3. Aku
masih punya impian-impian yang lain
4. Aku
kehilangan kesempatan untuk bergaul
5. Melepaskan
beban, focus untuk menjadi orang yang mapan
Dengan berat hati, kuputuskan untuk berhenti. Aku
mengibaratkan sama seperti Harry Potter yang dihukum ama Dolores Umbridge (
Harry potter ke-5) menulis “aku tidak akan berbohong lagi” dengan menggunakan
pulpen tanpa tinta sebanyak mungkin. Setiap huruf yang ditulis menimbulkan
sakit, ternyata pulpen itu adalah pisau
dan isi tinta itu adalah darah, jadi yang harry potter tulis menggunakan darah
dalam dirinya sendiri dan Semakin banyak tulisannya, semakin menyakitkan.
Aku semakin tertindas dengan sayatan hati yang makin
banyak… apakah harus terus bertahan ??
Sama juga seperti orang yang sekarat yang sudah tidak
punya harapan hidup, sangat tersiksa. Bertahan demi orang yang kita cintai dan
ingin mengakhiri segala penyiksaan ini dengan senyum pergi untuk
selama-lamanya.
Dengan melepas semua impianku, aku berharap bias
menemukan yang terbaik. Terlalu banyak luka jika aku tetap bertahan, meski
berat inilah keputusan yang kuambil.
Terimakasih sudah menjadi teman baikku melewati
hari-hari yang membosankan, meringankan tugas-tugas yang harus kuselesaikan.
Aku bersyukur mengenalmu, berbagi cerita denganmu, menghiasi hari-hari dengan
canda tawa dan akupun sedih harus berpura-pura I’m okay.
Belum sempat untuk mengatakan aku senang berada disini.
Maaf aku harus pergi meninggalkan mimpiku dan kehilangan teman-teman…inilah
perjalanan hidupku yang terberat, melepaskan impianku untuk selama-lamanya tapi
aku juga punya kesempatan untuk pergi kemana arah hidup membawaku.
Nyesel ato kagak??? Inilah adalah pilihan hidup, jadi
jangan sesali segala yang telah terjadi…
Akhir dari keegoisan..
Akhir dari
pengorbanan
Akhir dari segala siksaan jiwa
Akhir dari
tekanan batin…