Jumat, 10 Februari 2012

The hardest ever in my life


Pasti semua orang bertanya-tanya kenapa aku berani mengambil keputusan yang sangat berat ini ? siapa sih yang gak mau sukses? Siapa sih orang yang mau gagal ??
Kalo dibilang sayang emang sangat disayangkan, aku berhenti dikala hari esok ujian, sikap yang sangat pengecut… mengalah sebelum bertanding. Kubulatkan tekad untuk mengakhiri semuanya, stop dan mulai dari awal lagi.
Dulu aku pernah terhenti berharap masih ada kesempatan untuk sekolah lagi. Di kala kesempatan itu datang bersama dengan bangkrutnya usaha mybro, aku tetap melangkah meraih kesempatan itu. Ternyata kesempatan untuk sekolah lagi hanya pembuktian bahwa aku bias mendapatkannya.
Kujalani dengan setengah hati, ragaku ada di sana tapi pikiranku entah kemana.. aku sadar itu. Keluargaku tak tahu menahu dan gak mau tahu apa yang kuinginkan, apa yang kulakukan dan apa yang kurasakan. Semua beban kupikul sendiri, sangat tertekan ...
Karena ibuku terlalu khawatir, aku gak pernah bilang kalo aku naik motor ke kampus, aku juga gak berani minta apapun pada orang tuaku, aku menjadi orang yang seakan-akan paling menderita. Tahukah kau… lidah itu tak bertulang dan seringkali apa yang keluar dari mulut kita tanpa sengaja menyakiti hati orang lain. Tusukan-tusukan itu membuatku semakin perih, tak tahan teraniaya dan rasanya ingin memberontak.
Aku punya keyakinan kalo orangtuaku akan menyetujui, namun sudah kukorbankan segala yang kupunya dan kutemui persimpangan yang memaksaku untuk membuat keputusan yang tak akan kusesali kelak.
Berbagai pertimbangan antara lain :
1.    Pengorbananku sangat sia-sia
2.   Kalo tetap kuliah, aku semakin tersiksa
3.   Aku masih punya impian-impian yang lain
4.   Aku kehilangan kesempatan untuk bergaul
5.   Melepaskan beban, focus untuk menjadi orang yang mapan
Dengan berat hati, kuputuskan untuk berhenti. Aku mengibaratkan sama seperti Harry Potter yang dihukum ama Dolores Umbridge ( Harry potter ke-5) menulis “aku tidak akan berbohong lagi” dengan menggunakan pulpen tanpa tinta sebanyak mungkin. Setiap huruf yang ditulis menimbulkan sakit, ternyata pulpen itu adalah  pisau dan isi tinta itu adalah darah, jadi yang harry potter tulis menggunakan darah dalam dirinya sendiri dan Semakin banyak tulisannya, semakin menyakitkan.
Aku semakin tertindas dengan sayatan hati yang makin banyak… apakah harus terus bertahan ??
Sama juga seperti orang yang sekarat yang sudah tidak punya harapan hidup, sangat tersiksa. Bertahan demi orang yang kita cintai dan ingin mengakhiri segala penyiksaan ini dengan senyum pergi untuk selama-lamanya.
Dengan melepas semua impianku, aku berharap bias menemukan yang terbaik. Terlalu banyak luka jika aku tetap bertahan, meski berat inilah keputusan yang kuambil.
Terimakasih sudah menjadi teman baikku melewati hari-hari yang membosankan, meringankan tugas-tugas yang harus kuselesaikan. Aku bersyukur mengenalmu, berbagi cerita denganmu, menghiasi hari-hari dengan canda tawa dan akupun sedih harus berpura-pura I’m okay.
Belum sempat untuk mengatakan aku senang berada disini. Maaf aku harus pergi meninggalkan mimpiku dan kehilangan teman-teman…inilah perjalanan hidupku yang terberat, melepaskan impianku untuk selama-lamanya tapi aku juga punya kesempatan untuk pergi kemana arah hidup membawaku.
Nyesel ato kagak??? Inilah adalah pilihan hidup, jadi jangan sesali segala yang telah terjadi…

Akhir dari keegoisan..
        Akhir dari pengorbanan
Akhir dari segala siksaan jiwa
        Akhir dari tekanan batin…

Tidak ada komentar: